Belajar Sejarah di Museum Ningxia - Liputan6.com, Ningxia: Berkunjung ke Cina, sebaiknya singgah juga di Museum Ningxia. Museum ini menampilkan artifek-artifek kuno mulai dari zaman prasejarah Cina yang ditemukan di daerah otonomi khusus itu. Kita dapat melihat hal apa yang dianggap penting masyarakat zaman dahulu kala.
Setidaknya ini terlihat dari bebatuan berukir yang menggambarkan peradaban ribuan tahun lalu. Yang menarik ada batu dilukis menggunakan darah dan mineral. Ajaibnya, lukisan berdarah ini bisa bertahan sampai 2011.
Museum Ningxia juga menjawab segala penasaran kita soal bagaimana bisa etnis Suku Hui memeluk agama islam. Ternyata pengaruh Islam sudah masuk di Cina sejak abad ketujuh saat pemerintahan Dinasti Tang. Awalnya, karena banyaknya saudagar Timur Tengah yang berdagang dengan masyarakat Cina. Mereka lalu perlahan menyebarkan agama Islam.
Puas melihat-lihat museum, kami kemudian berkunjung ke rumah salah satu keluarga muslim di Desa Muslim Baru. Kedatangan kami disambut dengan bermacam-macam kuliner dan tentunya halal, seperti kue-kue kepang bertabur wijen yang namanya Mahua, makanan kecil khas daerah Tianjin sebenarnya. Mahua dibuat dari adonan tepung terbaik, gula, serta telor kemudian digoreng di minyak kacang. Karena tahan disimpan berbulan-bulan, cemilan ini cocok dihadiahkan pada teman.
Setelah mohon pamit, perjalanan kami lanjutkan ke pusat kebudayaan Sungai Kuning yang kini tengah dibangun. Untuk diketahui, bangsa Tionghoa memandang diri mereka anak dari peradaban Sungai Kuning yang sudah hidup sejak 4.000 hingga 2.000 sebelum Masehi.
Mereka percaya Sungai Kuning menjaga bangsa terbesar di dunia... ya siapa lagi kalau bukan bangsa Tionghoa. Buah peradaban Sungai Kuning contohnya tembikar, sutra, perunggu, huruf-huruf Cina, dan masih banyak lagi. Selain alasan pelestarian budaya, pembangunan pagoda mewah ini juga dimaksudkan untuk memompa ekonomi Provinsi Ningxia, yang memang seperti provinsi di wilayah barat Cina pertumbuhan ekonominya tidak semaju provinsi di bagian timur negeri ini.(BOG). Belajar Sejarah di Museum Ningxia
Setidaknya ini terlihat dari bebatuan berukir yang menggambarkan peradaban ribuan tahun lalu. Yang menarik ada batu dilukis menggunakan darah dan mineral. Ajaibnya, lukisan berdarah ini bisa bertahan sampai 2011.Museum Ningxia juga menjawab segala penasaran kita soal bagaimana bisa etnis Suku Hui memeluk agama islam. Ternyata pengaruh Islam sudah masuk di Cina sejak abad ketujuh saat pemerintahan Dinasti Tang. Awalnya, karena banyaknya saudagar Timur Tengah yang berdagang dengan masyarakat Cina. Mereka lalu perlahan menyebarkan agama Islam.
Puas melihat-lihat museum, kami kemudian berkunjung ke rumah salah satu keluarga muslim di Desa Muslim Baru. Kedatangan kami disambut dengan bermacam-macam kuliner dan tentunya halal, seperti kue-kue kepang bertabur wijen yang namanya Mahua, makanan kecil khas daerah Tianjin sebenarnya. Mahua dibuat dari adonan tepung terbaik, gula, serta telor kemudian digoreng di minyak kacang. Karena tahan disimpan berbulan-bulan, cemilan ini cocok dihadiahkan pada teman.
Setelah mohon pamit, perjalanan kami lanjutkan ke pusat kebudayaan Sungai Kuning yang kini tengah dibangun. Untuk diketahui, bangsa Tionghoa memandang diri mereka anak dari peradaban Sungai Kuning yang sudah hidup sejak 4.000 hingga 2.000 sebelum Masehi.
Mereka percaya Sungai Kuning menjaga bangsa terbesar di dunia... ya siapa lagi kalau bukan bangsa Tionghoa. Buah peradaban Sungai Kuning contohnya tembikar, sutra, perunggu, huruf-huruf Cina, dan masih banyak lagi. Selain alasan pelestarian budaya, pembangunan pagoda mewah ini juga dimaksudkan untuk memompa ekonomi Provinsi Ningxia, yang memang seperti provinsi di wilayah barat Cina pertumbuhan ekonominya tidak semaju provinsi di bagian timur negeri ini.(BOG). Belajar Sejarah di Museum Ningxia
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar
Bagaimana menurut anda tentang postingan di atas? Silahkan masukan komentar anda tapi jangan nyepam OK.